Sir Isaac Newton menerbitkan karya ilmiah “Principia” pada tanggal 5 Juli 1687, dengan dorongan dan bantuan keuangan dari Edmond Halley. Dalam karya ilmiah ini, Newton menyatakan “Tiga Hukum Gerak Universal”. Jika digabungkan, hukum-hukum Gerak Universal ini akan menjelaskan:
- Hubungan antara benda apapun,
- Gaya yang bekerja padanya,
- Gerakan yang dihasilkan,
Tiga hukum Gerak Universal tersebut, telah meletakkan dasar bagi Mekanika Klasik. Mereka berkontribusi pada banyak kemajuan selama Revolusi Industri, yang segera menyusul banyak kemajuan dalam bidang lainnya. Banyak dari kemajuan ini terus menjadi dasar dari teknologi non-relativistik di dunia modern, hingga sampai saat ini.
Sir Isaac Newton menggunakan kata Latin “Gravitas”, yang artinya adalah berat, untuk efek yang kemudian dikenal sebagai Gravitasi, dan mendefinisikan Hukum Gravitasi Universal.
Dari Hukum Gravitasi Universal, kemudian berkembang berbagai penemuan yang mengubah peradaban umat manusia secara radikal. Hingga diciptakannya pesawat terbang (Besi Terbang), kapal tongkang (Besi Mengapung), Kapal Selam (Besi Mengambang), dan lain-lainnya. Ilmu metalurgi kemudian terus berkembang. Demikian juga Material Sciences, perkembangan sangat pesat.
Abad 17 – 18 setelah terbitnya karya ilmiah “Principia” dari Sir Isaac Newton, di Eropa terjadi Revolusi Industri besar-besaran. Sedangkan pada abad 17 – 18 di Nusantara (Indonesia belum lahir), terjadi keruntuhan beberapa kerajaan yang berpengaruh saat itu. Mulai dari Banten, Mataram, Bali, Tidore dan lainnya. Perebutan kekuasaan terjadi anatara ayah dan anak, kakak beradik putera raja, dan berbagai klaim hak waris antar keluarga kerajaan. Politik Devide et Impera (Adu Domba) yang dijalankan oleh VOC berhasil memecah belah dan memporak-porandakan kekuasaan raja-raja yang ada di hampir seluruh Nusantara. VOC pun leluasa menjajah dalam tempo yang sangat lama.
Apa pelajaran yang bisa diambil dari komparasi di atas pada masa abad yang bersamaan? Bagaimana situasi dan kondisi saat ini? Adakah persamaannya? Lantas, apa hubungannya dengan Tiga Hukum Gerak Universal? Dan apa hubungannya dengan Tosan Aji? Kenapa kita harus belajar dari sejarah masa lalu? Dan masih banyak pertanyaan yang bisa diajukan untuk bahan perenungan dalam menggali sumber inspirasi serta ilmu pengetahuan dari sejarah masa lalu. Termasuk dari Tosan Aji Nusantara.
Ya, mendekati Tosan Aji Nusantara sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan. Bukan sekedar benda warisan budaya leluhur semata-mata. Dengan menjadikan Tosan Aji Nusantara sebagian Sumber Ilmu Pengetahuan, maka diharapkan kita bisa menemukan banyak Metodologi Baru. Yang mampu menghasilkan Logos (Ilmu Pengetahuan) Baru. Hingga menjadi Etos (Laku Kehidupan) yang terus menerus berkembang menjadi lebih baik dari masa ke masa. Itulah yang hendak diangkat dalam gelaran Event TOSAN AJI FEST 2025 di Universitas Brawijaya Malang.
Event Tosan Aji Fest 2025, rencananya akan digelar pada tanggal 18 – 20 Februari 2025, di Gedung Samantha Krida Universitas Brawijaya. Dalam rangka menuju ke sana, maka digelarlah Mini Event Singhasari Majapahit. Yang akan digelar pada tanggal 2 – 13 Desember 2024, di Guest House Universitas Brawijaya. Mini event ini akan berisi mini pameran, edukasi dan diskusi tosan aji. Sekaligus sebagai upaya “Warming Up” untuk mempersiapkan event yang lebih besar, yaitu: TOSAN AJI FEST 2025.
Semuanya dilakukan dengan seksama, sistematis dan terstruktur, untuk membangun medan Tosan Aji Nusantara sebagai Sumber Ilmu Pengetahuan. Termasuk salah satu tujuan utamanya adalah mengembangkan berbagai literasi kreatif, ilmiah dan populer, yang mengangkat Budaya Tosan Aji Nusantara.
Memang sebuah jalan panjang, terjal dan berliku. Tetapi sepanjang apapun jalan yang harus ditempuh, harus segera dimulai dengan mengambil langkah pertama. Meskipun, seringkali langkah pertama bisa jadi adalah langkah yang sulit serta penuh tantangan. Tapi harus segera dimulai. Semakin banyak yang berani memulai langkah dan bergerak, meskipun dari tempat dan caranya yang berbeda-beda, semakin baik untuk membangun masa depan kita semuanya. Sama berlaku TIGA HUKUM GERAK UNIVERSAL.
Wahyu Eko Setiawan/ Sam WES
Pelestari Budaya Tosan Aji